Ahad 27 Feb 2022 13:50 WIB

Rusia Disebut Serang Fasilitas Minyak dan Gas Ukraina

Penasehat Presiden Ukraina sebut sekitar 3.500 tentara Rusia tewas dan terluka.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ilham Tirta
Seorang tentara Ukraina berjalan melewati puing-puing truk militer yang terbakar, di sebuah jalan di Kyiv, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang tentara Ukraina berjalan melewati puing-puing truk militer yang terbakar, di sebuah jalan di Kyiv, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Rusia telah menyerang fasilitas minyak dan gas di Vasylkiv, barat daya Kiev, Ahad (27/2/2022). Ledakan mengeluarkan api besar dan mengepulkan asap hitam ke langit malam.

"Musuh ingin menghancurkan segalanya," kata Wali Kota Vasylkiv, Natalia Balasinovich.

Baca Juga

Ada juga laporan pertempuran sengit di dekat kota kedua Ukraina, Kharkiv, di timur laut. Pasukan Rusia meledakkan pipa gas. Ledakan gas di sana mengirim awan jamur ke dalam kegelapan.

Sedangkan separatis yang didukung Rusia di provinsi timur Luhansk mengatakan, sebuah rudal Ukraina telah meledakkan terminal minyak di kota Rovenky. Ledakan pun masih terdengar di Kiev.

Tapi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan, pasukan Ukraina menahan pasukan Rusia yang maju ke ibu kota. "Kami telah bertahan dan berhasil menangkis serangan musuh. Pertempuran berlanjut," kata Zelenskiy dalam pesan video dari jalan-jalan Kiev yang diposting di media sosialnya.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan, pasukan Ukraina melakukan perlawanan yang sangat teguh terhadap serangan udara, darat, dan laut oleh Rusia. DI bagian Ukraina utara, menurut pejabat AS itu, pasukan Rusia telah frustrasi dengan perlawanan yang sangat gigih.

Seorang penasihat presiden Ukraina mengatakan, sekitar 3.500 tentara Rusia tewas atau terluka. Para pejabat Barat mengatakan intelijen menunjukkan Rusia menderita korban yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.

AS dan mitra Eropa juga mengatakan akan memberlakukan pembatasan pada bank sentral Rusia untuk membatasi kemampuannya dalam mendukung rubel dan membiayai upaya perang Presiden Rusia Vladimir Putin. "Kami memutuskan untuk terus mengenakan biaya pada Rusia yang selanjutnya akan mengisolasi Rusia dari sistem keuangan internasional dan ekonomi kami," kata pernyataan dari Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, Inggris, dan Komisi Eropa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement