Kamis 16 Sep 2021 09:24 WIB

OJK Yakin Pertumbuhan Kredit Bank Tumbuh Positif

Pelonggaran mobilitas akan mampu mendorong penyaluran kredit perbankan.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Ragam pelayanan di bank (ilustrasi). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 0,5 persen secara year on year dan sebesar 1,5 persen secara year to date.
Foto: Www.freepik.com
Ragam pelayanan di bank (ilustrasi). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 0,5 persen secara year on year dan sebesar 1,5 persen secara year to date.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 0,5 persen secara year on year dan sebesar 1,5 persen secara year to date. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengaku optimistis pelonggaran mobilitas akan mampu mendorong penyaluran kredit oleh perbankan yang sempat mengalami kontraksi. Tercatat penyaluran kredit oleh perbankan kontraksi sebesar 0,32 persen pada Agustus 2021.

“Kami tetap yakin dibukanya mobility akan lebih bagus lagi penyaluran kreditnya oleh perbankan,” ujarnya dalam keterangan tulis seperti dikutip Kamis (16/9).

Menurutnya, secara umum sektor jasa keuangan masih stabil terjaga, termasuk perbankan, yang secara indikasi prudensialnya juga masih terjaga dengan baik. Pada Juli 2021 perbankan sudah menyalurkan kredit Rp 1.439 triliun dan dalam periode yang sama pelunasan dan pembayaran angsuran kredit sebesar Rp 1.332 triliun.

“Secara nett memang kecil karena ada beberapa perusahaan korporasi yang belum bangkit bahkan melunasi kreditnya,” ucapnya.

Meski demikian, dia memprediksikan ruang pertumbuhan kredit masih akan terbuka yang ditopang oleh Bank Perkreditan Daerah (BPD) dan bank persero dengan penyaluran mayoritas ditujukan bagi UMKM, terutama kredit usaha rakyat (KUR).

Tercatat kredit UMKM tumbuh 1,93 persen (yoy) dan 1,11 persen (ytd) dan diharapkan pertumbuhan UMKM dapat mendorong kredit korporasi. “BPD hampir tidak terpengaruh Covid-19 karena kreditnya lebih banyak kepada ASN, bank umum swasta nasional masih terkendala minus 2,62 persen (yoy) bahkan minus 4,5 persen (ytd),” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement