Senin 06 Sep 2021 21:01 WIB

HBA September Tembus 150,03 Dolar AS per Ton

Ini adalah angka yang cukup fenomenal dalam dekade terakhir.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Aktivitas bongkar muat batubara (ilustrasi). HBA September 2021 tembus 150,03 dolar AS per ton.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Aktivitas bongkar muat batubara (ilustrasi). HBA September 2021 tembus 150,03 dolar AS per ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan batu bara yang terus meningkat di China akibat naiknya kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik. Kondisi itu berhasil mendongkrak Harga Batubara Acuan (HBA) bulan September 2021 hingga ke angka 150,03 dolar AS per ton.

Angka ini naik 19,04 dolar AS per ton dibanding HBA bulan Agustus 2021 yang mencapai angka 130,99 dolar AS per ton. "Ini adalah angka yang cukup fenomenal dalam dekade terakhir," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi di Jakarta, Senin (6/9).

Baca Juga

Permintaan China yang tinggi melebihi kemampuan produksi domestiknya serta meningkatnya permintaan batu bara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa seiring dengan tingginya harga gas alam melambungkan HBA ke angka 150,03 dolar AS per ton. Faktor-faktor tersebut telah mendorong harga batu bara global ikut terimbas naik dan mencatatkan rekor dari bulan ke bulan.

Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka 115,35 dolar AS per ton di Juli 2021. Kenaikan tersebut terus konsisten hingga September 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.

Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, pasokan dan permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun terminal muat.

Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA September ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement