Ahad 05 Sep 2021 02:53 WIB

AS akan Berikan Vaksin Booster Pfizer

Vaksin yang akan digunakan sebagai penguat adalah vaksin buatan Pfizer/BioNTech.

Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Pfizer
Foto: npr.org
Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Pfizer

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rencana Gedung Putih untuk memberikan suntikan penguat (booster) vaksin Covid-19 kemungkinan besar akan dimulai bulan ini, kata seorang sumber yang mengetahui rencana itu, Jumat (3/9). Di luar perkiraan, satu-satunya vaksin yang akan digunakan sebagai penguat adalah vaksin buatan Pfizer/BioNTech.

Presiden Joe Biden diharapkan akan meluncurkan program vaksinasi penguat dengan 100 juta dosis pada 20 September. Produsen vaksin AS selain Pfizer belum mendapatkan persetujuan untuk memberikan vaksin penguat. Moderna baru mengajukan data untuk mendapatkan persetujuan pada Rabu. Mereka mengatakan pada Jumat telah menyelesaikan pendaftarannya.

Sebuah panel berisikan para ahli yang menjadi penasihat vaksin untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) berencana menggelar pertemuan pada 17 September untuk membahas suntikan ketiga vaksin Pfizer.

Dr. Anthony Fauci, kepala penasihat medis Biden, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan MSNBC bahwa informasi yang diperlukan untuk vaksin Moderna tampaknya belum akan tersedia tepat waktu pada 20 September.

"Mungkin ditunda selama beberapa pekan. Kami tidak tahu," kata Fauci.

Johnson & Johnson belum mengajukan izin bagi penguat vaksinnya yang berdosis tunggal. Pekan lalu mereka mengatakan hal itu sedang didiskusikan dengan FDA. Sebelumnya New York Times melaporkan bahwa para pejabat memberitahu Gedung Putih untuk mempertimbangkan kembali rencana memberikan vaksin penguat pada masyarakat luas akhir bulan ini.

Ketika infeksi varian Delta meningkat, pemerintah Biden khawatir penularan Covid-19 di antara orang-orang yang telah divaksinasi penuh menjadi tanda bahwa perlindungan vaksin berkurang. Mereka telah mendorong suntikan vaksin penguat sebagai upaya memperkuat imunitas.

"Kami menunggu pemeriksaan penuh dan persetujuan FDA" dan para penasihat CDC," kata juru bicara Gedung Putih Chris Meagher.

sumber : Antara / Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement