Selasa 20 Jul 2021 14:36 WIB

Unsoed Manfaatkan Rusun Mahasiswa Jadi Tempat Isoman

Sebanyak 20 kamar rusun yang difungsikan sebagai tempat isoman mahasiswa.

Rep: eko widiyatno/ Red: Agus raharjo
Pekerja membereskan rumah susun mahasiswa  Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (26/3/2020). (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Pekerja membereskan rumah susun mahasiswa Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (26/3/2020). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengubah rumah susun (rusun) mahasiswa menjadi tempat isolasi mandiri. Rusun akan menjadi tempat isolasi mandiri (isoman) mahasiswa yang terpapar Covid-19.

"Perubahan fungsi rumah susun mahasiswa ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa Unsoed yang terpapar Covid-19 dan membutuhan tempat isolasi mandiri," ujar Tim Pendampingan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Unsoed, Dyah Susanti, Selasa (20/7).

Dia menyebutkan, di rumah susun tersebut ada sebanyak 20 kamar yang difungsikan sebagai tempat isoman. Di rusun isoman ini, kebutuhan makan mahasiswa akan dipenuhi secara gratis yang ditentukan berdasarkan rujukan ahli gizi. "Anggarannya diperoleh dari para donatur, baik dari warga Unsoed, alumni, dan masyarakat umum," jelasnya.

Menurutnya, sejak dioperasikan pada awal Juli 2021, seluruh kamar di rumah susun mahasiswa ini selalu terisi penuh. Setelah ada mahasiswa yang sembuh, langsung terisi lagi oleh mahasiswa lain yang juga membutuhkan tempat isoman. "Mahasiswa yang menjalani isoman di rumah susun ini, umumnya mahasiswa yang berasal dari luar kota," jelasnya.

Menurutnya, mahasiswa yang bisa menjalani isoman di rusunawa, hanya dibatasi bagi mahasiswa yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan. Selama menjalani isolasi mandiri, para mahasiswa akan mendapat pemantauan dari tim medis Unsoed.

Menurutnya, latar belakang difungsikannya rumah susun mahasiswa sebagai tempat isoman, karena banyak mahasiswa Unsoed yang terpapar Covid-19 namun kondisi rumah kostnya tidak memungkinkan untuk melaksanakan isoman. Antara lain, karena di rumah kost terlalu banyak anggota keluarga atau anak-anak.

"Selain itu, juga berdasarkan pertimbangan kebanyakan mahasiswa tinggal sendiri di rumah kost. Untuk memenuhi kebutuhan makan, akhirnya harus keluar rumah untuk membeli makanan di warung-warung makan. Hal inilah yang seharusnya dihindari," katanya.

Dia menyebutkan, mahasiswa yang menjalani isolasi akan mendapatkan pendampingan kesehatan secara daring (online) dari tim monitoring kesehatan Unsoed, yang terdiri dari dokter, perawat, dan psikolog. "Jika dalam masa isolasi terdapat penghuni yang mengalami penurunan kondisi kesehatan, tim pendamping monitoring kesehatan melalui Tim Pendampingan AKB Unsoed akan dengan rumah sakit dan Dinas Kesehatan Banyumas untuk penanganan lebih lanjut," jelasnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement