Selasa 17 Nov 2020 11:35 WIB

Apa Persamaan dan Perbedaan Vaksin Pfizer Vs Moderna?

Moderna mengeklaim vaksinnya 95 persen efektif mencegah Covid-19.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Ada dua perusahaan pengembang vaksin Covid-19 yang tampak memiliki efektivitas menjanjikan, yakni Pfizer dan Moderna.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Ada dua perusahaan pengembang vaksin Covid-19 yang tampak memiliki efektivitas menjanjikan, yakni Pfizer dan Moderna.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Harapan untuk menghentikan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 semakin besar menyusul hasil laporan interim uji klinis tahap akhir vaksin dari Moderna. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan Amerika Serikat (AS) itu melebihi ekspektasi dengan efektivitas 94,5 persen.

Digabung dengan vaksin buatan Pfizer, AS akan punya dua vaksin untuk penggunaan darurat pada bulan Desember. Sebanyak 60 juta dosis diupayakan tersedia tahun ini.

Baca Juga

"Kami akan memiliki vaksin yang dapat menghentikan Covid-19," kata Presiden Moderna Stephen Hoge, dikutip dari Reuters, Selasa (17/11).

Vaksin Pfizer Inc lebih dari 90 persen efektif mencegah Covid-19, seperti juga vaksin Moderna. Namun, data keamanan dan tinjauan regulator masih belum rampung. Setelah semua itu selesai, Pfizer dapat menyediakan vaksin tersebut.

Lalu, apa persamaan dan perbedaan kedua vaksin tersebut? Menurut Hoge, dikembangkan dengan teknologi baru yang dikenal sebagai messenger RNA (mRNA), mewakili alat yang ampuh untuk melawan pandemi yang telah menginfeksi 54 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan 1,3 juta orang.

Tidak seperti vaksin Pfizer yang perlu disimpan dalam suhu minus 70 derajat Celsius, vaksin Moderna dapat ditempatkan pada suhu lemari es normal sehingga lebih mudah untuk didistribusikan. Ini faktor penting karena kasus Covid-19 melonjak, mencapai rekor baru di Amerika Serikat dan mendorong beberapa negara Eropa kembali ke lockdown (karantina wilayah).

Analisis sementara Moderna didasarkan pada 95 infeksi di antara peserta uji coba yang menerima vaksin atau plasebo. Hanya lima infeksi terjadi pada relawan yang menerima vaksin mRNA-1273, yang diberikan dalam dua suntikan dengan selang waktu 28 hari.

Data dari uji coba Moderna yang melibatkan 30 ribu sukarelawan juga menunjukkan vaksin mencegah kasus Covid-19 parah, pertanyaan yang masih tersisa pada vaksin Pfizer. Dari 95 kasus dalam uji coba Moderna, 11 kasus parah dan 11 kasus terjadi di antara relawan yang mendapat plasebo.

Moderna, bagian dari program Operation Warp Speed ​​pemerintah AS, berharap dapat memproduksi sekitar 20 juta dosis untuk AS tahun ini, jutaan di antaranya telah dibuat oleh perusahaan dan siap dikirim jika mendapat otorisasi FDA. Hoge juga berharap akan memiliki cukup data keamanan yang diperlukan untuk otorisasi AS dalam pekan depan atau lebih dan berharap untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat (EUA) dalam beberapa minggu mendatang.

Pakar Penyakit Menular di Amerika Serikat Anthony Fauci mengatakan, vaksin merupakan penolong di tengah pandemi Covid-19.

"Vaksin benar-benar cahaya di ujung terowongan. Saya imbau orang Amerika untuk tidak lengah dan terus mencuci tangan dan waspada tentang jarak sosial," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement