Ahad 13 Sep 2020 10:33 WIB

Pencarian Gejala Gastrointestinal Terkait Covid-19 Meningkat

Pasien Covid-19 selama ini sering melaporkan gejala gastrointestinal.

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Pasien Covid-19 selama ini sering melaporkan gejala gastrointestinal (GI), seperti sakit perut dan diare.
Foto: CDC via AP, File
Pasien Covid-19 selama ini sering melaporkan gejala gastrointestinal (GI), seperti sakit perut dan diare.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian di internet tentang gejala gastrointestinal dapat memperkirakan potensi peningkatan kasus infeksi virus corona jenis baru dalam waktu beberapa minggu kemudian. Hal ini dilaporkan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat (AS) yang menemukan cara mendemonstrasikan sistem peringatan dini baru penyakit yang menjadi pandemi saat ini.

Tim dalam penelitian membandingkan minat penelusuran tentang hilangnya rasa dan nafsu makan, serta diare dengan kasus Covid-19 yang dilaporkan di 15 negara bagian AS dari 20 Januari hingga 20 April lalu. Dengan menggunakan alat daring Google Trends Alphabet Inc., mereka menemukan volume penelusuran berkorelasi paling kuat dengan kasus di New York, New Jersey, California, Massachusetts, dan Illinois yang memiliki kasus penyakit tinggi dalam waktu tiga hingga empat minggu kemudian.

Baca Juga

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology, menunjukkan pendekatan yang sama, yang digunakan untuk memantau tren pandemi influenza lebih dari satu dekade lalu dapat diterapkan untuk virus corona jenis baru. Pasien Covid-19 selama ini sering melaporkan gejala gastrointestinal (GI), seperti sakit perut dan diare, sehingga memicu minat untuk melakukan penelitian.

“Data kami menggarisbawahi pentingnya gejala GI sebagai pertanda potensial dari Covid-19 dan menunjukkan bahwa Google Trends dapat menjadi alat yang berharga untuk memprediksi pandemi dengan manifestasi GI,” usar Kyle Staller, ahli gastroenterologi dan direktur motilitas gastrointestinal Mass General laboratorium, dan rekan penulis dalam penelitian tersebut, dilansir BNN Bloomberg, Ahad (13/8).

Para ilmuwan juga berencana menguji jejak virus corona jenis baru di air limbah. Langkah ini dinilai dapat mengidentifikasi tempat-tempat penyebaran Covid-19 yang diharapkan semakin membantu mempercepat potensi dunia dalam mengakhiri pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement