Selasa 23 Jun 2020 16:00 WIB

Tekan Kehamilan, Pemkot Serang Bagi Alat Kontrasepsi Gratis

Angka kehamilan di Serang meningkat 10 persen selama pandemi Covid-19.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bermacam alat kontrasepsi (ilustrasi). Pemerintah Kota (pemkot) Serang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menyebut akan membagikan ribuan alat kontrasepsi gratis untuk warga di wilayahnya.
Bermacam alat kontrasepsi (ilustrasi). Pemerintah Kota (pemkot) Serang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menyebut akan membagikan ribuan alat kontrasepsi gratis untuk warga di wilayahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Kota (pemkot) Serang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) menyebut akan membagikan ribuan alat kontrasepsi gratis untuk warga di wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai upaya menekan angka kehamilan di Kota Serang yang meningkat hingga 10 persen selama masa pandemi Covid-19.

Kepala DP3AKB Kota Serang Toyalis mengatakan, program pembagian alat kontrasepsi ini akan dilakukan pada 29 Juni mendatang kepada para peserta program Keluarga Berencana (KB). Adapun distribusinya disalurkan melalui pos-pos kader KB dan fasilitas kesehatan lainnya di Ibu Kota Banten tersebut.

"1.000 kondom besok mudah-mudahan bisa kesampaian, pembagiannya melalui Pos KB di tanggal 29 Juni, bisa juga di faskes (fasilitas kesehatan). Itu pilihan aja sih, kalau nggak cocok, suntik juga bisa kita kan banyak kader Pos KB yang memang melayani yang butuh kondom," jelas Toyalis, Selasa (23/6).

Menurutnya, distribusi 1.000 kondom dan alat kontrasepsi lainnya diharapkan bisa terserap untuk masyarakat Kota Serang yang selama beberapa bulan ini tidak mendapat layanan program KB. "Untuk tanggal 29 besok, target kita 1.000 kondom harus terserap karena memang ada semarak gebyar senuta akseptor (peserta KB), selain juga karena selama tiga bulan kemarin kan kita tidak ada pelayanan," ungkapnya.

Toyalis menuturkan, ada beragam jenis alat kontrasepsi yang akan dibagikan kepada masyarakat peserta program keluarga berencana. Alat-alat tersebut meliputi, kondom, pil KB, suntik KB, IUD, implan hingga spiral yang akan didistribusikan juga melalui mobil pelayanan DP3AKB.

"Besok itu semua jenis. Ada kondom, pil KB, suntik KB, pemasangan IUD (Intrauterine device), pemasangan implant, dan spiral. Titik pembagiannya ada di semua puskesmas, ada juga di mobil pelayanan dan ada juga kita siapkan di tempat praktek bidan swasta terdekat," ungkapnya.

Dia mengatakan, kegiatan program KB oleh para kader dalam waktu dekat juga akan diaktifkan kembali setelah tiga bulan lamanya terhenti. "Tiga bulan kemarin saya setop, ini akan kita mulai lagi, saya sudah kasih masker semua kadernya, jadi kalau mau ada pertemuan harus tetap pakai masker," ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Serang Lenny Suryani membenarkan adanya peningkatan jumlah ibu hamil semasa pandemi Covid-19.  Peningkatan ini disebutnya terjadi karena aktivitas warga yang lebih banyak di rumah karena menuruti imbauan pemerintah untuk berdiam di rumah.

"Jumlah pelayanan kesehatan ibu hamil yang dari Kota Serang di bulan April memang mengalami peningkatan, bulan Maret kita ada 1.730 ibu hamil dan di bulan April itu meningkat jadi 2.066," ungkap Lenny Suryani.

Menurutnya, secara data mayoritas kehamilan baru terjadi kepada ibu-ibu yang sudah memiliki anak atau pasangan yang sudah lama menikah. Data ini juga dijelaskannya merupakan jumlah keseluruhan ibu hamil di Kota Serang yang terdata di Puskesmas maupun di klinik swasta. 

"Paling banyak yang sudah lama, karena dengan kondisi begini kan nggak ada pernikahan atau agak terbatas lah. Jadi penambahan ini dari kasus ibu-ibu yang sudah punya anak atau yang nambah anak," tuturnya.

Selain itu, peningkatan juga terjadi pada jumlah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas untuk melakukan pengecekan. Disampaikan Lenny, jika pada Maret jumlah kunjungan ibu hamil hanya 935 orang, pada April meningkat hingga mencapai 1.228 orang.

"Ada kenaikan karena dengan adanya pandemi ya, karena memang semua di rumah, sedikit yang bekerja atau aktivitas di luar," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement