Ahad 26 Apr 2020 09:09 WIB

Satelit SpaceX Milik Miliarder Elon Musk Dikira Invasi UFO

Satelit SpaceX Milik Miliarder Elon Musk Dikira Invasi UFO!

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Ngakak! Satelit SpaceX Milik Miliarder Elon Musk Dikira Invasi UFO!. (FOTO: Reuters/Mario Anzuoni/File Photo)
Ngakak! Satelit SpaceX Milik Miliarder Elon Musk Dikira Invasi UFO!. (FOTO: Reuters/Mario Anzuoni/File Photo)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Perusahaan antariksa milik miliarder Elon Musk, SpaceX diketahui memang kerap meluncurkan satelit. Namun hal kocak baru saja terjadi. Seorang warganet di Inggris dikejutkan dengan lintasan cahaya pada 19 April 2020 lalu. Berbagai teori pun muncul malam itu termasuk dugaan invansi UFO.

"Bukan pesawat, karena ada cahaya kelap-kelip di bawah mereka, dan benda itu semua terbang rendah juga lambat. Bukan juga meteor, karena mereka tidak konvoi.... #UFOs," cuit salah satu pengguna di Twitter.

Baca Juga: Elon Musk Lepas Roket SpaceX, Pemburu Alien Klaim Lihat UFO! Masa Sih?

Kini, terjawab sudah bahwa cahaya tersebut berasal dari satelit Starlink milik SpaceX.. Terhitung ada 60 yang mengorbit sehingga total 420 satelit Starlink telah beroperasi.

Starlink merupakan salah satu ambisi SpaceX yang kontroversial. Sebab, mereka berambisi meluncurkan 12 ribu satelit ke orbit Bumi agar internet dapat diakses di semua pelosok Bumi. Satelit ini pertama kali diluncurkan pada Mei 2019, dan bulan demi bulan terus meningkat jumlahnya.

Namun ternyata ide tersebut ditentang oleh banyak astronom. Seperti pernyataan yang dikeluarkan oleh International Astronomical Union (IAU) sebagaimana dilansir dari Express.co.uk di Jakarta, Jum'at (24/4/2020).

"Pertama, permukaan satelit ini biasanya terbuat dari logam yang sangat reflektif, dan pantulan dari Matahari pada jam-jam setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit menjadikannya tampak sebagai titik-titik yang bergerak lambat di langit malam," kata IAU.

Sekalipun tampilan titik-titik tersebut samar, refleksi tersebut bisa mengganggu teleskop astronomik yang ada di daratan.

"Kedua, meskipun ada upaya penting untuk menghindari gangguan frekuensi astronomi radio, sinyal radio agregat yang dipancarkan dari konstelasi satelit masih dapat mengancam pengamatan astronomi pada panjang gelombang radio," sambungnya.

Dalam pernyataan tersebut dijelaskan kemajuan terbaru dalam astronomi radio sangat krusial karena bisa menghasilkan banyak hal seperti lubang hitam (black hole).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement