Ahad 26 Apr 2020 09:15 WIB

Startup yang Kembangkan Vaksin Corona Disuntik Hampir Rp200M

Baru Dibentuk, Startup yang Kembangkan Vaksin Corona Ini Terima Modal Hampir Rp200 M

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Baru Dibentuk, Startup yang Kembangkan Vaksin Corona Ini Terima Modal Hampir Rp200 M. (FOTO: IStock)
Baru Dibentuk, Startup yang Kembangkan Vaksin Corona Ini Terima Modal Hampir Rp200 M. (FOTO: IStock)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Perusahaan Israel yang baru dibentuk untuk mengembangkan vaksin virus corona mendapatkan pendanaan senilai 12 juta dolar AS (sekitar Rp185,7 M) dalam putaran investasi yang dipimpin oleh OurCrowd.

Nama perusahaan baru itu MigVax, dibuat sebagai afiliasi dari Migal Galilee Research Institute. Perlu diketahui, para ilmuwan di Migal mengumumkan mereka berhasil mengembangkan vaksin untuk virus corona mematikan pada unggas.

"Kini, mereka tengah berusaha menyesuaikan vaksinnya untuk manusia," kata lembaga penelitian itu, dilansir dari KrAsia, Kamis (23/4/2020).

Baca Juga: Israel Setop Inisiatif Tentaranya Terkait Uji Coba Vaksin Corona pada Warga

Para ilmuwan Migal telah bekerja selama empat tahun untuk mengembangkan vaksin melawan IBV (virus infeksi bronkitis) yang memengaruhi saluran pernapasan, usus, ginjal, dan sistem reproduksi unggas domestik.

Menurut studi kedokteran hewan pada 2019, penyakit itu merugikan industri unggas dan menginduksi tanda-tanda pernapsan dan reproduksi, meningkatkan angka kematian. "Keefektifan vaksin (IBV) telah terbukti dalam uji klinis praklinis," kata lembaga riset itu.

Saat mengembangkan vaksin pada unggas, para ilmuwan menyatakan telah mengidentifikasi kandidat vaksin COVID-19 sebagai produk sampingan dari vaksin IBV.

Mereka berujar, "(kami) telah membuat penyesuaian genetik yang diperlukan untuk membuat vaksin beradaptasi terhadap COVID-19, jenis virus corona pada manusia."

Berdasarkan hasil eksperimen sejauh ini, vaksin aman digunakan bagi pengguna dengan sifat immune-suppressed karena bukan merupakan bagian dari COVID-19, melainkan IBV, kata CEO Migal, David Zigdon.

"Ia menggunakan vektor protein yang dapat membentuk dan mengeluarkan protein larut chimeric, yang membawa antigen virus ke dalam jaringan, menyebabkan sistem kekebalan tubuh produksi antibodi terhadap virus," jelasnya lagi.

Kini, para peneliti MigVax berupaya menyesuaikan sistem vaksin generik menjadi COVID-19. Targetnya, MigVax akan menyiapkan bahan yang siap uji klinis dalam beberapa bulan ke depan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement