REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Libur panjang telah usai, saatnya kembali mengerjakan rutinitas sehari-hari. Namun, tidak ada salahnya bila pengalaman perjalanan tersebut tertuang dalam bentuk tulisan perjalanan.
Bila beruntung, tulisan tersebut bisa dimuat di media. Bagaimana langkah-langkahnya? Travel writer Ade Tuti Turistiati yang bermukim di Jepang ini mau membagikan tips, simak yuk.
Foto hal menarik
Foto hal-hal yang menarik dengan teknik yang baik. Pastikan kita menyimpan back up foto agar jika karena satu dan lain hal kamera kita misalnya hilang, kita sudah mempunyai back up nya. Jika kita tidak punya hasil foto yang bagus, kita bisa minta tolong pada teman seperjalanan yang dapat mengambil foto dengan bagus. Berilah keterangan pada foto yang akan dipilih untuk mendukung tulisan.
Tanya pendapat wisatawan lain
Dalam perjalanan kita bisa berkenalan dengan sesama wisatawan lainnya dan tanyakan pendapat atau kesannya tentang objek yang dikunjungi. Dengan cara ini bisa pula menjadi ajang tambah teman di tempat dan lingkungan yang baru.
Tanya penduduk setempat
Tanya kepada penduduk setempat tentang hal-hal unik dan menarik yang menurut mereka rekomen untuk dikunjungi. Hal ini mampu menjadi referensi untuk tulisan sebelum dibuat.
Jujur pada pembaca
Jujur pada pembaca, artinya jika ada hal-hal yang menurut kita kurang baik atau kurang bagus kita tulis apa adanya tidak perlu berbohong dengan mengatakannya bagus.
Gunakan bahasa metafora
Agar tuliskan cerita perjalanan lebih hidup, deskriptif, dan personal, bisa menggunakan gaya bahasa metafora. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan secara langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama. Misalnya: "Dalam suhu -30C, saya merasa bak berada dalam kulkas raksasa, dinginnya merasuk ke tulang dan membeku di ujung-ujung jari."
Kirim dalam bentuk attachment
Kirim tulisan ke Media dalam bentuk attachment dengan kata pengantar di badan e-mail plus menuliskan rubrik dan judul tulisan di subjek e-mail.