Kamis 21 Jul 2016 08:45 WIB

Remaja tak Perlu Lebay, Lho, Demi Akun Medsos yang Populer

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Instagram
Foto: pexels
Instagram

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi remaja pengakuan dari teman atau lingkungan sosial sangat penting. Fakta tersebut kini ditambah dengan pengakuan dari dunia maya lewat akun media sosial. Istilah menjadi selebgram atau selebritas Instagram pun menjadi tujuan hidup banyak remaja.

Untuk menjadi populer di media sosial namun tidak selalu harus menggunakan foto-foto atau konten yang tidak wajar. Dengan tampilan yang positif remaja diyakini bisa menjadi orang penting di media sosial.

Blogger sekaligus pemilik akun populer di Instagram, Fifi Alvianto, melakukan hal yang dipandangnya wajar dalam akun media sosialnya. Lewat cerita dia mengasuh anak bersama suami atau foto tentang busana Muslim yang memang dirancangnya dengan label Casa Elana, Fifi menjadi pribadi yang cukup terkenal di media sosial. Dari situ Fifi diminta salah satu produk kosmetik untuk menjadi bagian dari kampanyenya.

Fenomena akun remaja dengan citra diri yang tidak positif karena menampilkan foto sedang merokok, bermesraan dengan lawan jenis, hingga bertato pun membuat banyak orang bertanya. Apakah remaja perlu bergaya seperti itu agar populer.

Fifi mengatakan, sebaliknya ada banyak akun di media sosial yang pemiliknya masih muda namun positif. Misalnya Anna Octarina atau Alika Islamadina.

Menurutnya, remaja sekarang juga bisa populer di sosial media dengan memberikan hal-hal positif. Misalnya memberikan ulasan belanja, kuliner atau tempat nongkrong bisa juga liburan. Tinggal bagaimana cara menyampaikannya, mau kelihatan liar atau berkelas. “Makanya balik lagi sama pribadinya, ingin tenar karena dia terkenal manis atau ya gitu,” katanya.

Fifi mengingatkan kalau remaja perlu memiliki tampilan diri yang positif karena mereka nantinya akan tumbuh dewasa dan memiliki pekerjaan. Sehingga tidak perlu menceritakan pada seisi dunia bila memiliki masalah dalam hidup. “Masa semua hal harus dibikin lebay gitu. Bagaimana dia kerja kalau dimarahin bos atau bisnis lagi up and down. Ya, enggak heran kata HRD anak zaman sekarang banyak yang enggak mau kerja kantoran karena tidak suka diatur-atur, semau-maunya saja," lanjutnya.

Jadi, tipsnya menurut Fifi, pakailah sosial media buat hal yang menyenangkan saja. Seandainya sedang putus cinta tak perlu membuat video blog dan menceritakannya demi kelihatan keren. “Ini karena tekanan sosial. Tidak akan dianggap keren di pergaulan dia. Ya kalau enggak keren merasa gagal, kata anak sekarang ya."

Penggagas internet sehat Donny BU dari ICT Watch mengatakan remaja atau lainnya bisa populer di media sosial dengan hal positif tanpa perlu melakukan hal yang aneh di luar batas kewajaran dan merusak harga diri. Caranya juga sederhana, yakni berbagi konten bermanfaat dan dibutuhkan banyak orang.

“Kalau anak remaja atau ABG apa sih yang dibutuhkan? Bisa fashion, food, fun atau sharing-sharing saja mengenai tips kecantikan, pakaian, makanan dan tempat yang asik, dan lainnya,” ujarnya.

Bila cerita seperti itu rajin dibagi, infonya pun akurat, banyak yang butuh tapi sedikit yang menyediakan, juga dengan gaya yang komunikatif, cepat atau lambat pengikut pasti akan bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement