REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewasa ini, masyarakat pada umumnya hanya akrab dengan beras dan tepung terigu sebagai sumber karbohidrat. Padahal nusantara dikaruniai sumber karbohidrat yang amat berlimpah. Sagu, ganyong, dan sukun adalah beberapa di antara bahan pangan yang sarat karbohidrat.
Jelai (Hordium vulgare) mungkin merupakan nama yang masih asing. Namun keberadaannya disebut bisa menggantikan beras. Jelai atau yang dalam bahasa Inggris disebut barley adalah sejenis serealia dan merupakan anggota suku padi-padian (Poaceae).
Jelai memiliki tekstur kenyal dan rasa khas kacang, mirip dengan beras coklat. Jelai utuh adalah sumber karbohidrat yang memiliki kandungan protein dan serat tinggi. Biji-biji jelai lebih kecil dibandingkan bulir beras. Namun ketika diolah rasanya hampir menyerupai rasa nasi.
Umumnya jelai diolah menjadi malt untuk memproduksi bir. Sutie Rahyono, seorang fasilitator UMKM sekaligus pegiat kuliner berbahan produk lokal mencoba memperkenalkan jelai kepada masyarakat. Menurutnya jelai dulunya biasa dikonsumsi masyarakat Dayak Mereka mengolah jelai menjadi nasi jelai, bubur, dan kue.
"Selain untuk kesehatan, dengan mengonsumsi jelai kita juga berkontribusi untuk menjaga keragaman bahan pangan lokal. Sehingga mengurangi ketergantungan terhadap satu jenis pangan," ungkap Sutie saat ditemui Republika belum lama ini.
Akhir pekan lalu ia hadir dalam gelaran Panen Raya Nusantara dan meracik beberapa menu berbahan dasar produk lokal. Salah satunya menu hasil olahan jelai. Di tangan alumnus IPB itu, jelai disulap menjadi bubur Manado dan nasi goreng. "Pengolahan jelai sama seperti mengolah beras, tinggal direbus," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
