Jumat 23 Oct 2015 11:36 WIB

Filosofi Pedasnya Cabai dalam Masakan Gorontalo

Rep: C39/ Red: Indira Rezkisari
Bagi masyarakat Gorontalo rasa pedas menyimpan filosofi bersantap yang menjadi budaya keseharian penduduknya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bagi masyarakat Gorontalo rasa pedas menyimpan filosofi bersantap yang menjadi budaya keseharian penduduknya.

REPUBLIKA.CO.ID, Masakan daerah Gorontalo, Sulawesi Utara, sangat  terkenal dengan pedasnya. Masakan Gorontalo memang mengandung banyak cabai. Pedas khas Gorontalo namun bukan sekadar sensasi yang membakar lidah. Ada filosofi di balik semua itu.

"Kalau bicara tentang masakan Gorantalo, ada cabai. Bahkan cabai ada filosofinya bagi mereka, dan makanan di sana pedasnya beda," kata ketua sebuah organisasi yang bergerak di bidang pertanian pangan dan kuliner, Amanda Katili Niode dalam diskusi tentang rempah-rempah di Museum Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Amanda mengatakan, bagi masyarakat Gorontalo cabai pedas dalam masakan mereka melambangkan kejujuran. "Cabai itu melambangkan kejujuran, kalau mereka menggunakan bahan-bahan sintetis berarti sudah tidak jujur lagi, begitu mereka mengatakan," ungkap wanita berkacamata asal Gorontalo tersebut.

Terkait dengan masakan khas di seluruh daerah di Indonesia, Amanda mengatakan harus terus dipopulerkan agar rempah-rempah di Indonesia tidak musnah.

"Seperti halnya Kuah Bugis, masakan Indonesia harus diangkat kembali atau dipopulerkan agar tidak punah. Karena dengan punahnya masakan, rempah-rempah juga pasti banyak yang tidak digunakan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement