Senin 15 Aug 2022 22:41 WIB

Sering Nyanyi di Istana, Dira Sugandi: Tetap Nervous Kalau di Depan Presiden

Dira Sugandi akan kembali bernyanyi di Istana Presiden pada Hari Kemerdekaan RI.

Dira Sugandi akan kembali bernyanyi di Istana Presiden pada Hari Kemerdekaan RI.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Dira Sugandi akan kembali bernyanyi di Istana Presiden pada Hari Kemerdekaan RI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski bukan pertama kalinya diundang ke Istana Presiden untuk bernyanyi dalam upacara 17 Agustus, rupanya Dira Sugandi tetap merasa gugup ketika harus menyanyi di hadapan presiden. Tahun ini, Dira kembali akan bernyanyi di Istana Presiden dalam perayaan Hari Kemerdekaan RI.

"Tetap ya nervous kalau di depan Presiden, pasti kan rasanya beda," kata Dira, Senin (15/8/2022).

Baca Juga

Rencananya, ia akan bernyanyi di upacara penurunan bendera pada 17 Agustus 2022. Di setiap penampilan, dia selalu berdoa agar diberi kelancaran dan bisa menampilkan pertunjukan terbaik. 

Meski bukan kali pertama, bernyanyi di istana merupakan momen yang selalu memberikan kegembiraan dan membuat Dira merasa tersanjung. 

 

Dira Sugandi baru-baru ini menjajal pementasan monolog, memerankan pelukis Emiria Soenassa dalam episode berjudul "Yang Tertinggal di Jakarta" yang masuk dalam seri monolog "Di Tepi Sejarah". Monolog ini mengangkat kisah sosok-sosok yang tak banyak diketahui sejarahnya, namun sebetulnya punya andil untuk Indonesia.

Pentas seri monolog musim kedua itu berjudul "Yang Tertinggal di Jakarta" yang ditulis oleh Felix K. Nesi dan disutradarai oleh Sri Qadariatin.

Pentas ini mengisahkan tentang Emiria Soenassa, seorang pelukis perempuan pertama di Indonesia yang hidup di tahun 1895-1964. Sosok tersebut digambarkan sebagai seorang pemikir revolusioner dan disebut kedudukannya sejajar dengan Chairil Anwar dan Kartini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement