Senin 02 Aug 2021 03:11 WIB

Psikolog: Tiap Orang Perlu Tanamkan Pikiran Positif

Efek psikologis yang paling sering muncul di masyarakat adalah rasa takut dan cemas

Ilustrasi gangguan kecemasan. Individu perlu berusaha untuk bersikap dan berpikir positif dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19.
Foto: Needpix
Ilustrasi gangguan kecemasan. Individu perlu berusaha untuk bersikap dan berpikir positif dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Staf Sub Bagian Psikologi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah, Denpasar Lyly Puspa Palupi mengatakan untuk menjaga kesehatan jiwa setiap orang perlu berusaha menanamkan pikiran positif terutama dalam situasi pandemi Covid-19.

"Individu perlu berusaha untuk bersikap dan berpikir positif dalam menghadapi situasi ini. Kondisi sulit ini dialami oleh hampir seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia. Mencoba untuk selalu bersyukur untuk hal-hal yang masih dimiliki, misalnya kesehatan, usia yang panjang, pekerjaan, keluarga," kata Lyly saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Ahad (1/8).

Baca Juga

Ia menjelaskan bahwa tetap menanamkan pikiran positif dalam situasi Covid-19 ini menjadi salah satu cara menghindari munculnya gangguan-gangguan kejiwaan. Dalam situasi pandemi ini, efek psikologis yang paling sering muncul di masyarakat adalah rasa takut dan cemas akan terpapar virus Covid-19. Selain itu, terbatasnya akses dan kebebasan untuk melakukan aktivitas, seperti bekerja, sekolah, bersosialisasi, dan lainnya.

"Karena kondisi ini berlangsung cukup lama dan belum bisa diperkirakan kapan akan berakhir, sehingga masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi. Ada yang bisa beradaptasi tanpa banyak kendala, namun tidak sedikit juga merasa kesulitan. Sehingga, secara psikis mengalami efek seperti masalah kecemasan, stres, hingga depresi," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement